Langsung ke konten utama

Jurnal Sosiologi IV

 Class Journalling 4 | Sociology: Interaksi Sosial

Saling berkebutuhan dan bermakhluk sosial, manusia tentu tidak lepas dari berinteraksi dan berbaur dengan manusia lainnya di kehidupan sehari-hari. Tidak mungkin kita bisa hidup jika tidak bergantung pada orang lain. Kerja sama yang terbentuk dari interaksi sosial telah membuahkan banyak ciptaan-ciptaan besar nan inovatif yang mendorong pesatnya perkembangan teknologi di dunia. Negosiasi pun menjadi tantangan bagi para penjual untuk bisa menawarkan penjualan mereka. Diskusi diperlukan untuk mencapai menyatukan opini untuk meraih suatu kesepakatan. Nah, interaksi seperti yang sudah disebutkan memerlukan kepercayaan dan keuntungan untuk kedua belah pihak. Lantas, apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai peran aktif di dalamnya. Sikap kita akan memengaruhi lawan bicara kita, maka etika dan kerendahan hati saat berbicara sangatlah penting untuk meyakinkan lawan bicara untuk bisa menerima dan mempercayai kita dalam berkomunikasi. 


Tapi, apa yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial? Tentu saja harus ada kontak sosial dan komunikasi itu sendiri. Kontak sosial merupakan hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain. Nah, ini awal mula terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial tidak harus tatap muka, bisa juga secara tidak langsung, atau online. 

Selain itu, dosen juga memaparkan apa saja faktor terjadinya interaksi sosial itu sendiri. Yuk, kita bahas!
  1. Sugesti, yaitu pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain agar orang tersebut mengikuti pengaruh tsb tanpa berfikir panjang. Ini biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki pengaruh besar, lho!
  2. Imitasi, yaitu tindakan untuk meniru orang sebagai tokoh idealnya. Imitasi terjadi pertama kali dalam sosialisasi keluarga, Wow.
  3. Identifikasi, yaitu, keinginan dalam diri untuk menjadi sama dengan orang lain. Proses identifikasi ini memiliki pengaruh dalam, dikemukakan oleh Dr. Sigmund Freud.
  4. Simpati, proses seseorang tertarik pada orang lain - lebih didasarkan pada keinginan untuk memahami peristiwa-peristiwa yang dialami orang lain. Simpati jatuh pada ranah logis dan rasional yang juga menggunakan perasaan.
  5. Empati, yaitu kemampuan untuk mengambil atau memainkan peranan sebagai seseorang dalam kondisi yang sebenar-benarnya seolah ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain.
  6. Terakhir, ada Motivasi yaitu dorongan, rangsangan atau stimulus yang diberikan satu individu kepada individu atau kelompok lain sehingga terdorong untuk melaksanakan apa yang dimotivasikan.
Wah, banyak juga ya faktornya? Tapi kadang, mengapa proses interaksi itu terhambat, ya?
Ini karena beberapa hal seperti subjek di dalam interaksi sudah tidak bisa mencapai tujuan, interaksi sudah tidak lagi mendatangkan keuntungan, dan juga tidak adanya adaptasi antara pihak-pihak yag saling berinteraksi. Gitu, deh!

Oke, yang terakhir ada bentuk-bentuk interaksi sosial. Saya akan jelaskan secara singkat Asosiatif dan Disosiatif. Interaksi sosial asosiatif mengarah pada persatuan, sementara interaksi sosial disosiatif mengarah pada perpecahan. Saya diberi tugas untuk mencari fenomena sosial asosiatif atau disosiatif. Akhirnya, saya memilih asosiatif bentuk kerja sama yang bisa dibaca lebih rinci di blog saya, hihi. Adapun Interaksi sosial sebagai wujud status atau peranan. Sebagai status, merupakan tempat dimana seseorang menjalankan kewajiban-kewajiban sekaligus tempat untuk menanamkan harapan-harapan. Kalau peranan, merupakan aspek dinamis berupa perilaku yang diharapkan pihak lain dalam melaksanakan kewajiban sesuai status yag dimilikinya. 

Jangan lupa baca blog saya tentang topik ini di 
https://nisbrin.blogspot.com/2022/11/contoh-interaksi-sosial-di-masyarakat.html


Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini. Sampai ketemu di blog berikutnya!

Komentar