Langsung ke konten utama

Jurnal Sosiologi II

Class Journalling 2 | Sociology: Perspektif Sosiologi

Pada kali ini, kita akan membahas perspektif sosiologi. di pertemuan sebelumnya kita sudah membahas mengenai pengantar sosiologi dan tokoh besar yang bepengaruh di dalamnya. Oke, sebenarnya tidak rumit-rumit amat hanya terdapat berbagai pengkategorian. Singkatnya, perpektif sosiologi merupakan pola pengamatan ilmu sosiologi dalam mengkaji segala aspek dan proses sosial dalam kehidupan masyarakat. 


Perspektif ini lahir dari perspektif paling awal dalam sosiologi yaitu Perpektif Evolusioner. Perspektif ini menggambarkan bagaimana masyarakat tumbuh dan berkembang, tetapi karena ilmu pengetahuan sosiologi semakin luas akhirnya teori ini ditinggalkan.



Terdapat berbagai ranah yang merupakan akar dari perspektif sosiologi yaitu: Efek media massa, Komunikasi, Teknologi, Telematika, Budaya Kosmopolitan, Proses dan Interaksi Sosial, yang termasuk dalam Individu, Kelompok, dan Masyarakat Dunia.

Nah, ada juga yang namanya ruang lingkup Sosiologi yang terbagi dalam 4 bagian, yaitu:

1. Sosiologi, hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala ekonomi, politik, hukum. dsb

2. Komunitas, Sekelompok manusia yang hidup bersama dengan jangka waktu yang lama sehingga menciptakan gaya komunikasinya sendiri.

3. Komunikasi, interaksi sosial melalui pesan

4. Teknologi Telematika, hal yang terkait dengan telekomunikasi, media dan informatika

Perspektif Sosiologi Media:

1. Perspektif Media
2. Perspektif Fungsionalis
3. Perspektif Konflik
4. Perspektif Feminisme

    Perspektif Media berarti bentuk komunikasi semua saluran yang digunakan untuk meyampaikan pesan melalui pesan-pesan secara jarak jauh. Secara historis, perkembangan alat media sudah sangat berkembang. Dulu, alat komunikasi yang tersedia diantaranya hanya hanya ada batu ukiran, lonceng hingga, telegraf. Sekarang alat komunikasi sudah semakin efektif dan semua orang sudah memilikinya.

    Perspektif Fungsionalis berarti jaringan masyarakat yang terorganisasi dan terintegerasi. Maksudnya, mereka bekerja sama untuk bisa hidup bersama-sama atas persamaan nilai dan persepsi yang memicu persatuan. Disini, yang jadi penghambat adalah justru perubahan sosial karena menurut pandangan ini mereka sudah bisa berkembang untuk saling memberi kekuatan agar bisa menjadi sistem yang stabil. Mereka berhubungan langsung dengan terjadinya pengaruh timbal balik. Jika ada penyimpangan yang terjadi, lama kelamaan akan teratasi melalui penyesuaian dan proses intitusionalisasi. Apakah terdengar familair? hihi

    Oke selanjutnya, Perspektif Konfik. Bermula dari pertikaian kelas antara kaum borjuis dan kaum proletar yang akhirnya berakhir pada keputusan agar modal dipakai bersama, menyebabkan tanda dari berakhirnya penindasan kaum proletar. Pencetus dan gagasan ini adalah Karl Marx. Beliau merupakan seorang filsuf jerman yang melalui gagasannya dapat meruntuhkan moral banyak figur besar dunia. Perspektif Konfik ini menyertai perubahan sosial yang dinamis dan terus berubah, tidak ada habisnya. Unsur didalamnya dapat berpengaruh baik memajukan atau merugikan masyarakat.

Yang terakhir ada Perspektif Feminisme. Perspektif ini merupakan cara pandang feminis dalam menentang berbagai asumsi gender yang menyebabkan perbedaan keseteraan peran antara pria dan wanita di masyarakat, berupaya untuk memperjuangakn hak-hak wanita.
Hak hak ini pada umumnya terdiri dari Keseteraan politik dan Hak untuk memilih
Ada berbagai macam perspektif feminisme, namun saya akan membahas sala satunya di blog berikutnya.

Eits, belum sampai disitu. Apakah kalian pernah mendengar istilah Psikologi Sosial? Bukan, untuk meneliti tingkah laku sosial melainkan untuk mempelajari tingkah laku individu yang dipengaruhi oleh interaksi sosial. Jadi, Psikologi Sosial merupakan ilmu mengenai proses perkembangan mental manusia sebagai makhluk sosial. Pemahaman tentang hal ini bisa menjamin interaksi antara orang-orang disekitar dengan baik, dan hidup dengan nyaman

Area Penelitian Psikologi Sosial antara lain:

Intrainividu, mengacu pada proses internal individu (afeksi, biologis konsep diri)
Antarindividu, proses yang terjadi antar manusia (peran dan pola relasi)
Intrakelompok, kajian pada proses dan tingkah laku dalam suatu kelompok (status, peran, kepempinan)
Antarkelompok, interaksi antar kelompok (stereotipe, relasi, konflik)



Wah, ternyta sudah sejauh ini ya. Bagaimana? Memahami proses sosial di sekitar kita juga butuh pondasi agar bisa berfungsi dengan baik di dalamnya. Semoga kita bisa berkontribusi untuk kehidupan sosial kita ya agar semakin baik. Oke, sampai disini dulu! 


Komentar